Senin, 22 April 2013

Sejarah Nasyid di Indonesia

 Nasyid dipercaya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad. Syair thola’al badru ‘alaina (yang artinya telah muncul rembulan di tengah kami) yang kini kerap dinyanyikan oleh tim qosidah dan majelis ta’lim, adalah syair yang dinyanyikan kaum muslimin saat menyambut kedatangan Rasulullah SAW ketika pertama kali hijrah ke Madinah. Nasyid kemudian berkembang seiring dengan situasi dan kondisi saat itu. Misalnya nasyid di Timur Tengah yang banyak mengumandangkan pesan jihad maupun perlawanan terhadap imperialisme Israel lebih banyak dipengaruhi oleh situasi politik yang ada saat itu.

Nasyid di Indonesia

Nasyid mulai masuk ke Indonesia sekitar era tahun 80-an. Perkembangannya pada awalnya dipelopori oleh aktivis-aktivis kajian Islam yang mulai tumbuh di kampus-kampus pada masa itu. Pada awalnya yang dinyanyikan adalah syair-syair asli berbahasa Arab. Namun akhirnya berkembang dengan adanya nasyid berbahasa Indonesia dan dengan tema yang semakin luas (tidak hanya tema syahid dan jihad). Biasanya nasyid dinyanyikan dalam pernikahan, maupun perayaan hari besar umat Islam.

Kamis, 04 April 2013

Cerita Lucu Anak Alay

@INTERVIEW
#Begini nih jadinya kalo orang @L4Y ngikut tes interview kerja#
HRD : Apa motivasi anda bekerja pada perusahaan kami?
Alay : Mao tau ajjah appa mw tw bangeeeettzz… ?? (sambil ngedipin mata kayak orang cacingan)
HRD : Apakah anda type orang yang serius dalam bekerja?
Alay : Ciyuuz… ?? Miapah… ?? Enelan dund eaa…
HRD : Perlu anda ketahui bahwa perusahan ini adalah PMA terbesar di Indonesia!
Alay : Truuz guweh musti kaget kejengkang?! terus guling-gulingan di atas pecahan kaca sambil bilang ”WOoWw”Githu..??
HRD : Maaf mba, disini bukan untuk pertunjukan debus..!!
Alay : Teruuuzz… masalah bwt Lo. Hah… ?!!
HRD : Maaf… anda tidak bisa diterima bekerja di perusahaan kami..!!
Alay : Hellooooowwww… Lo pikir Lo tuh siapaa!? maseh banyak kalee yang mw nerima gw apa ada’y… so what gtu loh!
HRD : Pintu keluar ada di sebelah sana, silahkan anda KELUAR SEKARANG..!!!
Alay : Ciyeee ciye Ciieeee… ngambeg ni yeee…
HRD : Heh centong aronan ”Lo gw End..!!”
Alay : Capcuss boo… ada gorila papua ngamuk, yuuukk… yaaakk… yuuuukkk.. iihh..!!
(Hikmahnya: Kalo interview itu butuh serius sob, ada waktunya kita pake bahasa gaul, atau bahasa planet)

Cerita Lucu2

@PERCAKAPAN USTADZ DENGAN DPR.
DPR : “Pak Ustadz, jikalau DPR sama Menteri…, Hebat mana?”
Ustadz : “Hebat Bapak…., Bapak Menteri gak berani perintah2 anggota DPR. DPR bisa perintah2 Menteri” Ujarnya santun.
[si DPR nyengir seneng]
DPR: “Lhaa…, jikalau saya sama ketua KPK hebat mana ??”
Ustadz : “Hebat bapak DPR juga lah…, kan Ketua KPK dipilih sama Bapak juga, DPR tidak dipilih dari KPK”
[si DPR nyengir nya makin lebar, ustadz bener juga nih kata dia]
DPR: “Nah ini pertanyaan di jawab dengan benar lagi nih ustadz, jikalau saya dengan Nabi hebat mana?”
Ustadz : “Masih hebat bapak lah…”
DPR : “LAH?!! KOQ BISA..??” (KAGET)
Ustadz: “YA BISA LAH..” (Lalu melanjutkan ucapannya..)
“Kalo Nabi masih takut sama ALLAH, sedangkan Bapak sudah gak ada takut-takutnya sama ALLAH”
KORUPSI UANG RAKYAT MILYARAN, TANPA NGERASA SALAH -,-”
DPR: [Cengar-cengir doank kaya kebo di sawah.. :-D ]
A ditambah N ditambah C ditambah U ditambah R = ANCUR!

Cerita Lucu


Larangan Merokok di Pesantren

Di salah satu pesantren di Gorontalo, santri-santri dilarang keras merokok. Dan sang Kiai pengasuh pondok pesantren itu tidak segan-segan memberikan takzir (hukuman) berat pada santri yang ketahuan melanggar aturan merokok di pesantren itu. Namun tentu saja ada santri nakal yang nekat melakukan pelanggaran.

Bahkan, sering beberapa santri yang tidak tahan ingin merokok mencari-cari kesempatan di malam hari, pada saat gelap di sudut-sudut asrama atau di gang-gang kecilnya, atau di tempat jemuran pakaian atau di pekarangan sang Kiai. Bahkan ada juga yang tidak jijik merokok di dalam WC sambil pura-pura sedang BAB.

Satu hari, saat malam telah larut, salah seorang santri perokok ingin kembali melakukan aksi terlarangnya. Meski sudah agak mengantuk karena kelamaan menunggu waktu yang aman untuk merokok, ia pun bergegas ke kebun belimbing, di belakang salah satu gedung pesantren itu. Santri itu lalu mendekati seseorang temannya di kejauhan yang sedang menyalakan rokok. Suasana disekitar yang jauh dari lampu penerangan membuat tempat itu memang agak gelap dan aman untuk merokok.

"Kang, minta rokoknya... sekalian dengan api-nya...sup." katanya sambil menyodorkan jari tengah dan telunjukknya.

Temannya langsung menyerahkan sebungkus rokok yang dipegangnya. Santri perokok itu tanpa memperhatikan temannya itu langsung buru-buru mengisap rokok.

"Alhamdulillah, asyik sup..." katanya. Diteruskan dengan isapan kedua, sambil memejamkan mata seakan menghayati isapan rokoknya.

Rokok semakin menyala, dan... dalam gelap dengan bantuan nyala rokok itu lama-lama kelamaan si santri mulai sadar dengan siapa dia sebenarnya saat itu sedang merokok bareng. Namun santri belum yakin betul dan diteruskan dengan isapan selanjutnya... Isapan yang dalam sehingga membuat rokok itu semakin menyala terang. Dan...

Ternyata... yang dia mintai rokok adalah Kiainya sendiri.

Bukan main, si santri itu sangat kaget dan ketakutan. Dia langsung kabur, lari tunggang langgang tanpa sempat mengembalikan rokok yang dipinjamnya.

Sang Kiai pun marah besar sambil berteriak :

"Hei rokok saya jangan dibawa, itu tinggal satu-satunya, Kang..."

Sebelum Meninggal Dia Mengatakan, “Aku Mencium Bau Surga!”

Dalam sebuah hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu’anha bahwa Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda,
“Ada tujuh golongan orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari tiada naungan selain dari naunganNya…di antaranya, seorang pemuda yang tumbuh dalam melakukan ketaatan kepada Allah.”

Dalam sebuah hadits shahih dari Anas bin an-Nadhr RA, ketika perang Uhud ia berkata, “Wah…angin surga, sungguh aku telah mecium bau surga yang berasal dari balik gunung Uhud.”

Seorang Doktor bercerita kepadaku, “Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan bahwa ada seorang pasien dalam keadaan kritis sedang dirawat. Ketika aku sampai, ternyata pasien tersebut adalah seorang pemuda yang sudah meninggal -semoga Allah merahmatinya-. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya?

Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga Allah membalas kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh. Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit dan mengerang sakit? Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah ia marah dan jengkel? Atau apa?

Orang tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka, ‘Jangan khawatir! Saya akan meninggal… tenanglah… sesungguhnya aku mencium bau surga.!’ Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat tersebut di hadapan pada dokter yang sedang merawat. Meskipun mereka berusaha berulang-ulang untuk menyelamatkannya, ia berkata kepada mereka, ‘Wahai saudara-saudara, aku akan mati, jangan kalian menyusahkan diri sendiri… karena sekarang aku mencium bau surga.’

Kemudian ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, ‘Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah. ‘ Ruhnya melayang kepada Sang Pencipta Subhanallahu wa Ta’ala.

Allahu Akbar… apa yang harus kukatakan dan apa yang harus aku komentari… semua kalimat tidak mampu terucap… dan pena telah kering di tangan… aku tidak kuasa kecuali hanya mengulang dan mengingat Firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala,
‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.’ (Ibrahim: 27).

Tidak ada yang perlu dikomentari lagi.”
Ia melanjutkan kisahnya,
“Mereka membawanya untuk dimandikan. Maka ia dimandikan oleh saudara Dhiya’ di tempat memandikan mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa keanehan yang terakhir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesudah shalat Maghrib pada hari yang sama.

Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat.” Ini merupakan tanda-tanda Husnul Khatimah.Ia katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga pada persendiannya seakan-akan dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Padahal tubuh orang yang sudah meninggal itu dingin, kering dan kaku.Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan jari telunjuknya mengisyaratkan ketauhidan dan persaksiaannya, sementara jari-jari yang lain ia genggam.

Subhanallah… sungguh indah kematian seperti ini. Kita bermohon semoga Allah menganugrahkan kita Husnul Khatimah.

Saudara-saudara tercinta… kisah belum selesai…
Saudara Dhiya’ bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang ia lakukan semasa hidupnya? Tahukah anda apa jawabannya?

Apakah anda kira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya? Atau duduk di depan televisi untuk menyaksikan hal-hal yang ter-larang? Atau ia tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr, narkoba dan rokok? Menurut anda apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia dapatkan Husnul Khatimah yang aku yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-idamkannya; meninggal dengan mencium bau surga.

Ayahnya berkata,
‘Ia selalu bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar dapat melaksanakan shalat Shubuh berjamaah. Ia gemar menghafal al-Qur’an dan termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di SMU’.”

Aku katakan, “Maha benar Allah yang berfirman,
‘Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang.’ (Fushshilat: 30-32).”